Sabtu, 30 Juli 2016

CARA PETANI TAMBAK BANDENG SUKSES



A. Pendahuluan.
‪‎Ikan‬ ‪‎bandeng‬ merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
B. Sifat Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 – 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
C. Penyediaan Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
gerakan lincah dan normal.
umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 – 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan VITERNA Plus dan POC NASA dengan dosis 2 – 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena VITERNA Plus dan POC NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.

D. Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 – 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 – 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 – 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein minimal 25 – 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 – 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 – 5 kali sehari.
Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA dengan pakan buatan adalah 2 – 5 cc/kg pakan dengan cara :
Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus dan POC NASA dapat merata.
Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 – 5 cc/kg pakan.
Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.
V. Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan. VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.
Produk penunjang budidaya perikanan yang diproduksi PT Natural Nusantara (NASA) ini juga sangat efektif untuk menunjang budidaya perikanan berbagai jenis, seperti : Budidaya Ikan Belut, Budidaya Ikan Gurame, Budidaya Ikan Lele, Budidaya Ikan Mas, Budidaya Ikan Mujair, Budidaya Ikan Nila, Budidaya Ikan Patin, Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar, Pembenihan Ikan Tawes, Budidaya Ikan Gurame, Budidaya Ikan Hias Live Bearer, Budidaya Ikan Hias Tetra, Budidaya Ikan Hias Koki Mutiara, Budidaya Ikan Hias Manfish, Budidaya Ikan Hias Oscar, Pengenalan Jenis Ikan Hias, Budidaya Ikan laut di Jaring Apung, dan lain sebagainya
INFORMASI DAN PEMESANAN PUPUK ORGANIK NASA SILAHKAN HUBUNGI PURWO SUGIYANTO 087839811594 BBM.22EBDA52

Kamis, 28 Juli 2016

TEKNIS BUDIDAYA UDANG DENGAN PRODUK NASA


Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan,karena nilai ekonominya yang tinggi.Ada du jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia yaitu udang Windu (Penaeus monodon ) dan udang Vanemei ( Lithopenaeus vannamei ).

PT.NATURAL NUSANTARA sejak tahun 2002 telah mempunyai paket teknologi organik ( ramah lingkungan ) yang memenuhi aspek  K-3 ( Kuantitas ,Kualitas dan Kelestrian ) untuk meningkatkan produktivitas sekligus melestarikan kawasan budidaya tambak udang.Teknologi NASA tersebut berupa pupuk TAMBAK ORGANIK NUSANTARA (TON ),suplemen nutrisi VITERNA,POC NASA,HORMONIK serta PROBIOTIK TANGGUH.
Berikut ini adalah beberapa hal teknis yang perlu diperhatikan dalam budidaya udang:
1.Lokasi Lahan.
Lokasi lahan yang bik untuk budidaya udang adalah daerah pantai dengan tanah bertekstur liat atau liat berpsir yang mampu menahan air dn tidak mudah pecah. Ada air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26-300 C dan bebas dari pecemran bahan kimia berbhaya. Mmempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.Muah mendapatkan sarana produksi yaitu benur,pakan,pupuk,obat-obatan dan lain sebagainya.Pada tambak intensif harus tersedia  aliran listrik dariPLN atau Generator sendiri.
2.Berdasarkan intensitas dan padat tebar,budidaya udang dibedakan menjadi:
-Tambak  tradisional dengn ciri biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau.Ukuran dan bentuk petakan tidakteratur,belum menggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur dan pada tebar rendah.
-Tambak semi intensif dengan cir ilokasi tambak sudah pada daerah terbuka ,bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas ( 1-3 ha/petakan),padat penebaran masih rendah,penggunakan pakan buatan masih sedikit.
-Tambak intensif dengan ciri lokasi di daerah yang khusus tambak dalam wilayah yang luas,ukuran petakan dibuat kecil 9 ukuran dari 1ha ),padat tebar tinggi ,sudah menggunakan kincir,pupuk serta program pakan yang baik.

PENGOLAHAN LAHAN
Untukmendapatkan hasil panen yang baik,sekaligus menjaga kelestarian lingkngan budidaya,wajib hukumnya dilakukan pengolahan lahan yang meliputi:
*Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya  yang berupa lumpur organik dari sisa pakan
,kotoran udang dan dariudang yang mati.Kotoran tersebut harus dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
*Pembalikan Tanah.Tanah didasar tambak perlu diblik  dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan  gas-gas racun (H2S dan Amoniak) yang terikt pada partikel tanah,untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit penyakit karena terkena siar matahari/ultra violet.
*Pengeringan.Setelah tanah dikapur,biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah,untuk membunuh bibit penyakit.
*Perlakuan pupuk TON dan ProbiotikTANGGUH .untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat prtumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun,lahan perlu beri perlakuan TON dosis 2,5 kg /ha dan Probiotik TANGGUH ke dalam air,kemudian aduk hingga larut.Siramkan secara merata  ke seluruh areal lahan tambak.
*Pemasukan air.Setelah dibiarkan 3 hari,air dimasukan ke tambak.Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan 3 hari ,untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON.Setelah itu air dimasukan hingga minimal 80 cm.Perlakuan  saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak.air dikapur dengan dolomit atau zeolit dengan dosis 300kg/ha.

PEMILIHAN BENUR
Benur (benih uran/udan ) mempunyai tingkat kehidupan (survival Rate/SR )yang tinggi,daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi,berwarna tegs/tidak pucat baik hitam maupun merah,aktif bergerak,sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap.Penebaran Benur dilkukan setelah air jadi,yaitu setelah plankton tumbuh yang tandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm.Penebaran benur ilakukan dengan hati-hati,karena benur masih lemah mudh stres pada lingkungan yang baru.
Tahab penebaran benur adalah:
~Adaptasi suhu.Plastik wadah benur direndam selama 15-30 menit,agar terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan didalam plastik.
~Adaptasi udara.Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungya.Biarkan terbuka dan terapung selama 15-30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalan air di plastik.
~Adaptasi kadar garam/salinitas.Dilakukan dengan cara memercikan air tambak ke dalam plastik selama 10menit.Tujuan agar erjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya,sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
~Pengeluaran benur .Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak.Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak.Sisa benur yng tidak keluar sendiri,dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.

PEMELIHARAAN
Pada awal budidaya,sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengn waringatau hapa,untuk memudahkan pemberian pakan.Sekt tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang,seelah 1 minggu sekat dapat dibuka.Pada bulan pertama yang harus diperhtikan adalah kulitas air harus selalu stabil.Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang  masih rentan terhdapperubahan kondisi air yang drastis.Untukmenjaga kualitas dan kestabilan air,setiappenambahan air baruatau maksimal 15 hari sekali di beri perlakuan TON dengan dosis 1 kg/ha dan Probiotik TANGGUH dosis 1/lt/ha.
Mulaiumur 3 hari dilakukan sampling untuk menetahui perkembangan udang melalui pertambahn berat udang.Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size ( jumlah udang kg) 250-300.Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali.Produksi bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran dan sika pakan sudah cukup tinggi,oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur zeolit setiap beberapa hari dengan dosis 400kg/ha.Pada etiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakun TON dengan dosis 1 kg/ha.
Mulai umur 60 hari ke atas,yang harus diperhatikan adalah manajemen  kualitas air dan kontrol kondisi udang.Setiap menunjukkan kondisi air yang jelek ( ditandai dengan warna keruh,kecerahan rendah ) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1 kg/ha.Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi,bahan organik dalam tambak semakin tinggi,menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun,akibatnya udang mudah mengalami stres,yang ditandai dengan tidak mau makan,koto dan diam di sudut-sudut tambak,yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.


PANEN
Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal ) atau karena terserang penyakit (panen emergency ).anen normal biasanya dilakukan pada umur 90 hari,dengan size norml rat-rata 40-50.Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala  luas (misalnya SEMBV/bintik putih ).Selin itu  ada panen persial yaitu untuk  mengurangi populasi /kepadatan uadang.Udang yang dipanen dengn syarat mutu yang baik adalah yang  b erukuran  besrkulit keras, bersih,licin, bersinar,alat tubuh lengkap,masih hidup dan segar,saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari,agar udang tidak terkena panas sinar matahar sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

PAKAN UDANG
Pakan udang ada dua macam,yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton,siput-siput kecil,cacing kecil,anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet.Pada budidaya  yang semi intensif apalgi intensif,pakan buatan sangat diperlukan.Karena  dengan padat penebaran yang tinggi,pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan uadang terhambat dan akan  timbul sifat kanibalisme udang.Pakan  pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah  kg ,selanjutny tiap 7 hari sekal ditambah 1 kg hingga umur 30 hari.Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan.Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3jam,size 166-66 adalah 2,5 jam,size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian.nutrisi lengkap dalam pakan.untuk itu,pakan harus dicampur dengan VITERNA,POC NASA dan HORMONIK yang mengandung mineral –mineral penting,protein,lemak dan vitamin dengan dosis 1 tutup botol ( 10 cc)/2-3 kg pakan.Untuk meratakan pncampuran,bisa ditambah dengan air secukupnya.

Penyakit
Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah:
*Bintik Putih pada udang windu.disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus ).seranganya sangat cepat,dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati.Gejalanya:jika udang masih hidup,berenang tidak teratur dipermukaan dan jika menambrak tanggul langsung mati.adanya bintik putih di cangkang (Carapace ),sangat peka terhadap perubahan lingkungan.Virus dapat berkembang  biak dengan cepat pada lingkungan tambak yng jelek dan kemudian menyebar liwat inang,yaitu kepiting dan udang liar,terutama udang putih.Belum ada obat untuk penyakit ini.Cara mengatasinya:Dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolm budidaya.
*Penyakit Myonecrosis atau yang lebih dikenal dengan penyakit MIO pada udang Vanamei.Ciri khas dari udang terkena penyakit ini adalah adanya kematian disebagian/beberapa segmen tubuh udang.Udang yang baru terkena Mio,akan terlihat ada bagian tubuh udang yang dagingnya berubah warna menjadi putih kemudian lama kelamaan akan membesar dan menyebar ke segmen di sampingnya yang lama kelamaan  berubah warna menjadi merah.Akibat dari penyakit ini adalah adanya kematian udang secara kontinyu.Kematian biasanya akan meningkat  pada saat bulan purnama atau bulan mati.Penyakit ini biasanya muncul pada musim panas  pada tambak yang mempunyai kulitas air kurang stabil dan terjadi fluktuasi suhu pada pH yang terlalu tinggi,yaitu tambak dengan kepadatan plankton tinggi dan sukar dikendalikan.Selain itu juga sering muncul pada tambak dengan kandungan bahan organik tinggi.
*Penyakit kotoran putih (White Feces Desease ).Penyakit ini bisa menyerang baikpada udang eindu maupun pada udang vanamei.Ciri yang khas dari penyakit ini adalah munculnya kotoran putih yang mengambang i tambak.Penyebab munculny penyakit ini adalah penurunan kualitas air akibat akumulasi bahan organik di tambak.Gejala penyakit dimulai dari penurunan nafsu makan,biasanya muncul pada usia di atas 60 hari.Walaupun tidak mematikan secara langsung,namun bisa merugikan karena udang menjadi keropos,daging tidak maksimal dan angka konversi pakan tinggi.


Penyakit tadi walaupun penyebab langsungnya adalah infeksi agen pembawa penyakit,namunpemicuny adalah penurunan kualitas air.Oleh karena itu pemberin TON secara rutin ke air tambak dengan dosis 12 kg per ha tiap15 hari sekali mutlak harus dilakukan.Akan lebih baik lagi juga disertai dengan pemberin Probiotik TANGGUH dosis1/2 lt/ha yang berperan menguraikan bahan organik menjdi bahan tidak beracun.Selain itu kapur Dolomit atau zeolit juga harus diberikan pada saat tertentu yang memerlukan,misalnya setelah air baru,setelah hujan,pada saat udang mengambang dan lain-lain.