Tanya : Apa produk PT NATURAL NUSANTARA untuk bidang perikanan ?
Jawab : Untuk mengelola lahan ( kolam atau tambak ) berupa pupuk TON ( TAMBAK ORGANIK NUSANTARA ).
Tanya : Apa saja kandungan dalan TON ?
Jawab : TON mengandung berbagai unsur mineral penting diantaranya yaitu : N, P, K, Ca, S, Mg, Cl, Mn, Fe, Cu, Na, Si, dan Al; senyawa-senyawa penting NaCl, SO4; zat-zat nutrisi penting berupa protein, karbohidrat dan lemak serta dilengkapi dengan asam humat vulvat.
Tanya : Bagaimana aplikasi dan dosis aplikasi TON dilahan budidaya ?
Jawab : Secara garis besar, TON digunakan pada saat pengolahan tanah ( setelah panen sebelum isi air ) dan selama budidaya. Pada saat pengolahan lahan dilakukan dengan cara penyiraman atau penggemboran ditanah dasar kolam / tambak dengan dosis 2,5 kg per hektar bagi tambak / kolam baru atau kondisi masih baik. Untuk lahan yang rusak atau baru saja terserang penyakit, dosisnya 5 kg per hektar. Selama budidaya berlangsung diaplikasikan melalui penyiraman ke ai kolam / tambak dengan dosis 1 kg per hektar, dimulai umur 20 hari dan diulang tiap 15 hari sekali.
Tanya : Secara garis besar, apa saja fungsi TON bagi kolam atau tambak budidaya ?
Jawab : Secara garis besar, fungsi TON adalah :
- Membebaskan racun-racun sisa budidaya
- Mengembalikan kesuburan tanah
- Mengikat logam-logam berat
- Memupuk plankton untuk pakan alami
- Menjaga keseimbangan ekosistem perairan
- Merutinkan molting udang
Tanya : Bagaimana TON dapat membebaskan racun sisa budidaya ?
Jawab : Kandungan asam organik dalam TON mempunyai kemampuan untuk mengikat berbagai senyawa berbahaya ( H2S dan Amoniak ) menjadi senyawa yang tidak berbahaya dan membebaskannya melalui penguapan ke udara. Sehingga pemakaian pada saat interval budidaya sangat baik dilakukan.
Tanya : Mengapa TON dapat mengembalikan kesuburan lahan budidaya ?
Jawab : Karena kandungan mineral-mineral penting dalam TON dapat menggantikan mineral yang hilng selama budidaya yang berperan dalam menyuburkan lahan budidaya ikan atau udang. Sehingga kandungan mineral dalam lahan budidaya tetap dalam kondisi ideal.
Tanya : Apakah yang dimaksud dengan logam berat itu, bagaimana TON dapat mengatasinya dilahan budidaya ?
Jawab : Logam berat adalah logam-logam yang terlarut dan masuk ke perairan budidaya dari limbah pabrik dan rumah tangga. Jenis logam berat tersebut diantaranya Timbal ( Pb ), seng ( Zn ), Merkuri ( Hg ), Nikel ( Ni ) dan lain-lain. Dalam keadaan terlarut logam-logam tersebut berbahaya bagi kehidupan udang atau ikan. TON dapat mengikat logam berat karena mengandung asam humat yang bersifat khelat. Oleh asam humat, logam berat diikat menjadi senyawa asam humat-logam berat yang mengendap, yang tidak berbahaya.
Tanya : Mengapa TON dapat menyuburkan plankton ?
Jawab : Karena TON mengandung berbagai unsur-unsur penting seperti N, P, K, Ca, S, Mg, Dl dan lain-lain yang dibutuhkan Phytoplankton ( tumbuhan ) untuk tumbuh dan berkembang, sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai makanan di perairan. Jika Phytoplankton berkembang dengan baik, maka Zooplankton juga mempunyai sumber makan sehingga juga dapat tumbuh dan berkembang. Kedua jenis plankton tersebut pada akhirnya akan menjadi pakan alamai bagi ikan dan udang.
Tanya : Apa yang dimaksud dengan molting pada udang, mengapa TON dapat meruntinkannya ?
Jawab : Molting adalah pergantian kulit udang, karena kulit udang tersusun oleh senyawa chitin yang keras dan udang tidak elastis. Oleh karena itu, dengan semakin besarnya ukuran tubuh udang, kulit harus mengalami pergantian dengan ukuran yang lebih sesuai dengan tubuh udang yang baru. Syarat agar udang dapat melakukan molting adalah kondisi udang yang baik dari segi energi dan kesehatannya, syarat lainnya adalah kondisi lingkungan ( air ) yang ideal, terutama dalam hal kandungan oksigen terlarut ( DO ), alkanilitas, dan pH. TON mempunyai kandungan lemak, karbohidrat, dan protein dalam jumlah yang cukup, yang langsung dapat dikonsumsi udang atau ikan sehingga sekaligus TON juga sebagai penambah nutrisi pakan. Dari faktor lingkungan, TON mampu menciptkan dan menjaga kualitas air yang ideal. Mengembalikan kesuburan lahan tambak, diantaranya yaitu mineral-mineral penting, zat-zat nutrisi dan dilengkapi dengan asam humat. Jika kedua syarat tadi dapat diciptakan dengan pemberian TON, maka proses molting juga dapat berlangsung rutin.
Tanya : Apa yang dimaksud dengan keseimbangan ekossitem perairan, bagaimana pengaruh TON terhadap keseimbangan ekosistem tersebut ?
Jawab : Keseimbangan ekosistem artinya kondisi berbagai parameter / ukuran sifat fisika ( suhu ) dan kimia air ( salinitas, oksigen terlarut / DO,pH, alkalinitas dan mineral-mineral ) berada dalam kondisi ideal untuk kehidupan ikan atau udang didalamnya. Pemakaian TON dilahan budidaya dapat menyuburkan plankon sehingga kandungan DO, pH optimal, dan akan menyebabkan parameter kimia air yang lain seimbang diantara parameter air tersebut saling mempengaruhi.
Tanya : Apakah penyakit White Spot ( Bintik putih ) pada udang itu ? Apakah TON dapat mengatasinya ?
jawab : White Spot merupaka penyakit yang disebabkan oleh virus SEMBV ( Systemic Ectodermal Mesodermal Baculovirus ) yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan serangannya bersifat frontal ( cepat dan mematikan serentak ). Udang yang terinfeksi menunjukkan gejala bintik putih pada kulit ( terutama pada kulit kepala ), udang lemah dan dalam waktu singkat mati. Serangan menjadi lebih parah jika udang dalam kondisi stres karena lingkungan buruk atau kekurangan nutrisi sehingga sistem pertahanan tubuhnya menurun. Fungsi TON adalah menjaga kondisi air / lingkungan hidup udang dalam kondisi selalu baik dan menyuburkan pakan alami sehingga udang dapat hidup normal dan daya tahan tubuhnya tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa TON dapat mengurangi efek negatif serangan virus tersebut. Untuk tambak yang telah terserang sebaiknya sesegera mungkin dipanen, diisolasi dan disterilisasi.
tanya : Bagaimana terbentuknya gas Amoniak selama budidaya ? Bagaimana pengaruh TON terhadap gas tersebut ?
Jawab : Gas Amoniak adalah senyawa hasil dekomposi / penguraian bahan organik. Amoniak juga dikeluarkan oleh makhluk hidup diair melalui proses ekskresi / pengeluaran kotoran. Terdapat dua bentuk amoniak yaitu amoniak bebas ( Nh3 ) yang beracun. Agar tidak bercun amoniak bebas harus diubah menjadi senyawa Nitrat ( NO3-) dan Nitrit (No2). Proses perubahan itu disebut nitrifikasi yang memerlukan syarat diantaranya tingginya kadar oksigen di air. Penggunaan TON akan memperlancar proses tersebut karena TON dapat menjaga tingginya kadar oksigrn di air, sehingga air untuk budidaya selalu ideal untuk kehidupan ikan atau udang.
Tanya : Apa fungsi pemberian kapur pada budidaya perikanan ?
Jawab : Pemberian kapur yang wajib dilakukan adalah setelah panen pada saat persiapan lahan untuk budidaya berikutnya. Kapur yang bagus diberikan adalah Dolomit dan Zeolit, karena disamping mengandung unsur Ca untuk menetralkan pH, namun juga mengandung unsur lain yang bermanfaat bagi lingkungan tambak. Dosis pemberian kapur adalah 1 ton per hektar atau menyesuaikan dengan pH setempat. Pengapuran selanjutnya dilakukan selama budidaya berlangsung tiap memasukkan air baru atau pada saat kualitas air jelek.
Tanya : Bagaiman cara menghitung jumlah pakan pada budidaya ikan ?
Jawab : Jumlah pakan ikan per hari secara teknis adalah 3 % dari bobt total ikan ( biomas ) yang ada dimkolam pada saat itu. Sebagai contoh jika jumlah bibit ikan yang ditebar 10.000 dengan bobot rata-rata 100 gr, dengan asumsi tingkat kehidupan 80 %, maka jumlah pakan yang diperlukan per hari adalah :
1. Jumlah ikan => 80 % x 10.000 = 8.000 ekor
2. Berat ikan di kolam ( biomas ) => 8.000 x 0.1 = 800 kg
3. Jumlah pakan => 3 % x 800 = 24 kg per hari
Dalam prakteknya, jumlah pemberian pakan disesuaikan dengan kemapuan makan ikan pada saat itu. Untuk pakan yang tenggelam harus dicek dengan anco ( semacam ayakan ). Caranya dengan menaruh kira-kira 10% dari pakan yang ditebarkan dalam anco tersebut, dalam waktu tertentu anco diangkat. Jika pakan dalam anco habis, berarti jumlah pakan yang ditebarkan sesuai dengan kemapuan makan ikan, namun jika masih sisa maka pakan yang ditebarkan tertentu terlalu banyak sehingga perlu dikurangi. Untuk pakan terapung pengamatan maka lebih mudah dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang ditebar.
Tanya : Pak apa sebabnya jika terjadi air kolam berbusa, bagaimana cara mengatasi hal tersebut ?
Jawab : Kolam yang berbusa disebabkan oleh beberapa sebab yaitu matinya plankton dalam waktu bersamaan dalam jumlah besar dan penumpukkan bahan organik yang terlalu tinggi. Cara mengatasinya dengan pembuangan lumpur hitam pada waktu selesai panen, selama budidaya diatasi dengan penaburan kapur dolomite atau zeolit secara teratur .Perlakuan TON selama budidaya juga dapat mengatasi persoalan tersebut, oleh karena itu TON perlu diaplikasikan selama budidaya berlangsung
Tanya : Apakah bisa produk NASA dicampur dengan antibiotik dan vaksin dalam penggunaannya ?
Jawab : Produk NASA untuk perikana berupa VITERNA, POC NASA dan HORMONIK adalah bahan organik murni dan bersifat seperti pakan biasa, sehingga aplikasinya bisa dicampur dengan antibiotik dan vaksin.
Tanya : Jika kita pakai VITERNA dicsmpur dengan 1 kg pakan ikan, apakah tidak over dosis ?
Jawab : Viterna adalah bahan organik murni, sehingga sebenarnya tidak ada kata over dosis karena prinsip kerja VITERNA seperti pakan biasa. Banyak pengguna yang juga memkai dosis tersebut dan tidak terjadi msalah pada ikannya.
Tanya : Bagaimana perlakuan terhadap air kolam yang baru saja kena hujan deras dalam waktu yang lama ? Jawab : Sifat air hujan yang kurang baik bagi kehidupan ikan adalah keasaman yang agak tinggi yang bisa meningkatkan resiko tumbuhnya jamur dan bibit penyakit lain. Untuk mengatasinya adalah dengan cara pembuangan air bagian atas kolam kira-kira setinggi 10-20 cm. Agar keasamannya netral, beri kapur dolomite / zeolit dengan dosis 500 kg/ha
Tanya : Jika kolam tidak bisa dikeringkan, apa akibatnya, apakah produk NASA bisa mengatasi masalah tersebut ?
Jawab : Jika tidak bisa dikeringkan, maka tanah dasar kolam akan menjadi lebih asam. Hal itu tentu akan sangat merugikan bagi ikan maupun udang yang dipelihara. Cara mengatasinya adalah dengan pemberian kapur dolomite atau zeolit dengan dosis yang disesuaikan dengan keasamannya. Pemberian TON secara kontinyu dapat mengurangi kadar keasaman tersebut, namun akan lebih efektif jika tetap digunakan kapur seperti diatas
Tanya : Bagaimana aplikasi TON pada kolam dari semen atau terpal ?
Jawab : Pada kolam semen atau terpal, maka tidak diperlukan pengolahan lahan seperti dilahan tanah, oleh karena itu TON hanya dilakuakn setelah diisi air. Perlakuan pertama yaitu setelah pembersihan selesai dilakukan, isi kolam dengan air setinggi 20 cm, tebarkan / siramkan TON dengan dosis 1 kg per hektar ( satu sendok makan penuh per 100 m2), setelah itu dibiarkan selama 3 hari, setelah itu diisi penuh untuk keperluan budidaya. Perlakuan berikutnya dilakukan setelah ikan berumur 15 hri dengan dosis yang sama dan diulang setiap 15 hari untuk menjaga kualitas air kolam budidaya.
Tanya : Pak jika kita menggunakan pelet dengan kadar protein 20% kemudian dicampur dengan produk NASA, apakah hasilnya akan sama dengan ikan yang diberi pakan dengan protein 30% ?
Jawab : Hasil aplikasi di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan produk NASA mampu meningkatkan hasil panen walaupun hanya menggunakan pakan buatan sendiri atau paka yang harganya rendah. Hal itu bisa tercapai karena produk NASA menambah kandungan nutrisi dipakan yang diberikan. Akan tetapi jika menggunakan pakan yang lebih bagus, maka hasilnya juga jauh lebih baik, karena disamping menambah kandungan pakan, produk NASA juga berfungsi meningkatkan efisiensi penggunaan zat gizi dipakan
Tanya : Setelah ikan ditebar, apa tidak berbahaya jika TON ditebarkan ke air kolam ?
Jawab : TON tetap dapat diberikan walaupun sudah ada ikannya. Aplikasi dengan dilarutkan dahulu kemudian disiramkan ke air kolam, dengan dosis 1 kg per ke hektar tiap 15 hari sekali. Fungsi perlakuan pada tahap ini adalah untuk mempertahankan kualitas air agar tetap bagus selama budidaya berlangsung.
Tanya :Bagaimana mengatasi penyakit karena jamur pada ikan air tawar ?
Jawab : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan atau insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakian serta waktu henti obatnya ( with drawal time ). Pemberian TON baik sebelum maupun selama budidaya berlangsung akan membantu mengurangi resiko pertumbuhan jamur di air kolam>
Tanya : Bagaimana cara mengatasi kanibal pada ikan lele yang sering terjadi ?
Jawab : Kanibal pada ikan lele disebabkan oleh dua hal, yaitu pakan yang kurang atau padat tebar yang terlalu tinggi. Sehingga untuk mengatasinya harus disesuaikan dengan penyebabnya tersebut. Jika kurang pakan yang maka pakan harus ditambah sampai maksimal 2,5% dari berat badan per hari, atau secara mudahnya dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang kita tebarkan. Jika terlalu padat ( lebih dari 150 ekor per meter persegi )) maka harus dikurangi dengan menempatkan lele yang berukuran sama.
Tanya : Budidaya lele tahap apa yang paling menguntungkan ?
Jawab : Budidaya lele dapat digolongkan menjadi beberapa tahap yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran yang masing-masing punya resiko dan keuntungan sendiri. Tahap pembenihan mempunyai resiko dan tingkat kesulitan yang besar namun juga menjanjikan keuntungan yang besar pula. Tahap pendederan punya resiko dan kesulitan sedang, namun keuntungan juga sedang-sedang saja. Tahap pembesaran punya kesulitan dan resiko besar namun tingkat keuntungan relatif kecil.
Tanya : Berapa dosis penggunaan VITERNA dan POC NASA serta HORMONIK pada budidaya ikan nila, bagaimana cara aplikasi yang efektif ?
Jawab : Jika menggunakan ketiga produk tersebut, cara pencampurannya adalah : VITERNA dan POC NASA masing-masing satu botol dicampur menjadi satu, kemudian campuran tersebut ditambah dengan 1-2 tutup botol HORMONIK. Sedangkan dosis penggunaannya sama saja untuk semua jenis ikan maupun udang, yaitu 1 tutup botol campuran tersebut ditambah dengan 0,5 sampai 1 liter air yang kemudian dicampur dengan 2-3 kg pakan ikan.
Tanya : Berapa kepadatan kolam ikan lele yang ideal per meter perseginya ?
Jawab : Kepadatan tebar lele yang ideal sebenarnya bervariasi antara 100 sampai 150 ekor per meter persegi. Jika terlalu jarang maka akan tercipta ruang gerak yang terlalu lebar, sehingga ikan akan lebih banyak bergerak yang akan menggunakan energi dari pakan. Hal ini tentu akan mengurangi nutrisi pakan untuk pembentukan daging. Jika terlalu padat, efeknya adalah resiko kanibalisme dan pertumbuhan yang tidak rata ( variasi ).
T: Pada budidaya udang windu sering terjadi kematian pada umur 15 hari, bagaimana mengatasi hal tersebut ?
Jawab : Kematian pada umur muda disebabkan tambak sudah tidak mampu lagi menyangga kehidupan diatasnya. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, bisa dari pencemaran industri, pemupukan berbagai senyawa beracun sisa budidaya, kerusakan tanah dan lain-lain. Cara mengatasi adalah dengan melakukan teknik budidaya yang benar yaitu dilakukan pembuangan lumpur hitam, pembalikan tanah, pengapuran dan pemupukan. Teknologi TON dari NASA sangat berperan dalam hal itu, yang dapat diaplikasikan pada tahap pemupukan tersebut. Pada tambak-tambak yang menggunakan teknik budidaya yang benar ditambah dengan perlakuan TON ternyata mampu tetap subur dan bisa digunakan untuk budidaya sampai sekarang. Tanya : Apakah produk NASA dapat mengatasi penyakit bintik putih pada udang windu ?
Jawab : Penyakit bintik putih pada udang windu adalah penyakit karena serangan virus SEMBV ( systemic Ectodermal Mesodermal Baculovirus ), yang mengakibatkan penyakit penurunan daya tahan tubuh udang sehingga udang mudah sekali sakit dan mati. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah virus tersebut masuk ke kolam budidaya kita. Caranya dengan mencegah masuknya hewan pembawa ( carrier ) kepiting, udang liar masuk ke kolam budidaya kita. Produk NASA baik TON maupun VITERNA atau POC NASA memang bukan obat, tetapi mampu mengurangi efek serangan virus tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Tanya : Bagaimana mengatasi udang windu yang stress ?
Jawab : Udang windu stress banyak sebabnya, bisa karena kurang pakan, karena perubahan kualitas air, bisa karena cuacayang kurang baik dan sebagainya. Sehingga cara mengatasinya juga harus sesuai dengan penyebabnya. Namun demikian kita bisa membuat udang mempunyai daya tahan yang tinggi dengan memberi pakan yang cukup dan berkualitas. Produk NASA baik TON maupun VITERNA atau POC NASA mampu meningkatkan daya tahan dari segi kualitas air yang baik dan konsumsi nutrisi yang berkualitas.
Tanya : Bagaimana pemberian TON pada pengolahan dasar dan pemeliharaan dilahan tambak udang ?
Jawab :
1.Aplikasi pada saat persiapan kolam / sebelum diisi air
- Dosis : 2,5 kg ( 10 botol ukuran 250 gr ) aplikasi TON yang pertama dilakukan di tanah dasar kolam / tambak pada saat pengeringan setelah dipanen. TON berbentuk Granule atau butiran-butiran kecil sehingga aplikasinya dengan cara ditabur ke tanah secara merata, atau bisa dilarutkan dulu baru kemudian disiramkan merata ke tanah dasar kolam.
- Aplikasi TON dilakukan sebelum dilakukan pengapuran. Menurut teknis yang benar, setelah diaplikasikan TON kemudian dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit dengan dosis 1 ton per hektar ( 100 kg per 1000 m2 ) atau sesuai dengan pH aktual, setelah itu kolam dibiarkan 2-3 hari, kemudian air dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari untuk TON bekerja, baru kemudian air dimasukkan sampai penuh ( kedalam 100 - 120 cm ).
- Fungsi aplikasi TON pada saat pengeringan ini adalah untuk menetralkan berbagai gas dan senyawa beracun sisa pembusukan bahan organik yang dihasilkan oleh budidaya sebelumnya yaitu amoniak dan H2S.
- Selain sebagai penetral senyawa atau gas beracun tersebut, TON juga berfungsi menumbuhkan plankton yang berguna sebagai pakan alami ikan / udang.
2.Aplikasi selama budidaya berlangsung
- Selama budidaya berlangsung, TON juga harus diberikan secara peroidik (rutin) ke air kolam atau tambak. TON ditaburkan / disiramkan ke air kolam tiap 15 sampai 20 hari sekali
- Dosis 500 gr ( 2 botol ) tiap kali aplikasi
- Siramkan atau taburkan merata ke air kolam
- Fungsinya terutama untuk mempertahankan kualitas air agar tidak terlalu menurun secara drastis karena pembentukan senyawa atau gas yang beracun tadi. Selain itu TON juga berfungsi menumbuhkan dan menyuburkan plankton yang baru sehingga ketersediaan plankton di tambak selalu terjaga.
Tanya : Bagaimana cara pemberian produk NASA pada budidaya rumpul laut lepas pantai ?
Jawab : Untuk budidaya rumput laut di lepas pantai, aplikasi produk NASA yang bisa dilakukan adalah dengan perendaman bibit sebelum ditanam. Produk NASA yang bisa dipakai adalah POC NASA dan HORMONIK, dengan dosis 1/2 botol POC NASA dan 1/2 botol HORMONIK dilarutkan dalam 100 liter air, kemudian larutan tersebut dipakai untuk merendam bibit selama 4 jam. Setelah direndam bibit bisa disemai di persemaian.