1. Tanya : Apakah PESTONA ?
Jawab : PESTONA adlah Pengendali Hama
Tanaman Alami (organic) yang mengandung senyawa/unsur aktif sebagai pengendali
hama dan penyakit tanaman. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka pengendali
hama ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak
mencemari lingkungan dan aman bagi manusia, ternak peliharaan, dan lingkungan
karena residunya mudah hilang.
PESTONA selain bersifat kontak dan sistemik,
biasanya lebih bersifat “pukul dan lari” (bit
and run),yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan
setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan
demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk
dikonsumsi. Jika setelah disemprot hama masih ada, maka PESTONA selain bersifat
kontak, juga mengandalkan yang bersifat sistemik, artinya bahan aktif PESTONA
yang disemprot akan masuk keseluruh tubuh tanaman sehingga tanaman akan aman
dan hama tidak akan berani untuk mengganggu tanaman.
2. Tanya
: Apa saja kandungan yang terdapat didalam PESTONA ?
Jawab : Kandunga PESTONA adalah Azadirahtin, Alkaloid, Ricin (asam ricin), Polifenol, Eugenol, Sitral,
Nikotin, Annonain, dll. Kandungan yang ada dalam PESTONA kalau dibedah maka
akan terdapat lebih dari 59 unsur/senyawa aktif. Maka dengan kandungan tersebut
PESTONA dapat mencegah terjadinya kekebalan (resisten) pada tubuh hama, dapat mengendalikan serangan hama dan
penyakit pada tanaman.
3. Tanya
: Mengapa PESTONA dapat berfungsi sebagai insektisida dan fungisida ?
Jawab : Karena PESTONA ada kandungan Azadarahtin, Eugenol, nikotin dan ricin yang
dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama. Jamur dan bahkan bias
digunakan untuk nematode parasite tanaman dan akarisida.
4. Tanya
: Bagaimana daya kerja PESTONA terhadap serangan hama dan penyakit, apa bersifat
kontak atau sistemik ?
Jawab : PESTONA dapat bersifat kedua-duanya. Daya
kerja PESTONA membunuh hama secara perlahan namun pasti yang sangat berpengaruh
terhadap hama pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti
kulit, menghambat perkawinan, dan dapat bekerja secara sistemik. Sedang senyawa
annonain dan nikotin dapat bersifat sebagai penolak, racun kontak, racun perut.
5. Tanya
: Mengapa dosis yang digunakan dalam PESTONA sangat tinggi, segingga kadang
petani enggan menggunakannya ?
Jawab : PESTONA mrupakan pestisida alami
yang diekstrak berasal dari berbagai tumbuhan dan bahan alami lainnya, yang
nota bene kepekatannya juga kurang. Tapi bila dibuat lebih pekat lagi nanti
bias dosis jadi rendah tapi harga juga bertambah karena ongkos produksi juga
mahal. Kalai kita cermati secara lebih dalam, dibandingkan dengan pestisida
kimia pasti lebih murah.
Sebagai contoh Pestisisda A dosisnya lebih kecil
missal 2-3 cc/lt, tapi harga per 500 ml-nya sebesar Rp. 80.000,-. Kalau
pertangki 20 cc maka harga Pestiisda A/tangki sebesar 20/500 x Rp. 80.00,- =
Rp. 3.200,-. Sedang PESTONA pertangki 50 cc makan harga Pestona/tangki sebesar
50/500 x Rp. 27.500,- = Rp. 2.750,-. Jadi masih murah PESTONA.
6. Tanya
: Apakah PESTONA bias dicampurkan dengan POC NASA dan HORMONIK ?
Jawab : Bisa. Hal ini juga akan berdampak lebih baik
terhadap tanaman karena disamping untuk menyuburkan tanaman juga untuk mencegah
serangan hama dan penyakit karena PESTONA mengandung senyawa polifenol.
7. Tanya
: Apakah PESTONA juga bias dicampur dengan AERO 810 (perekat-perata-pembasah) ?
Jawab : Bisa. Bahkan akan lebih efektif dan efisien
dalam penyemprotannya sehingga bisa menghemat biaya penyemproan.
8. Tanya
: Apa saja hama-haa yang bisa dikendalikan dengan PESTONA ?
Jawab : Hama-hama yang bisa dikendalikan dengan
PESTONA antara lain, wereng, walang sangit, ulat, uret, kutu-kutuan, dll.
9. Tanya
: Kapan sebaiknya PESTONA digunakan untuk pengendalian hama ?
Jawab : Sebaiknya digunakan pada sore hari sekitar
jam 16.00-18.00, karena hama terutama ulat menyerang pada malam hari, selain
itu juga untuk mengantisipasi agar kandungan formulanya tidak cepat terurai
oleh sinar matahari sehingga PESTONA mempunyai sifat sistemik. Dan bisa
disemprotkan pada pagi hari sekitar pukul 05.30-07.00 karena hama masih aktif
menyerang tanaman sehingga lebih bersifat kontak terhadap hama.
10. Tanya
: Apakah PESTONA berbahaya atau beracun bagi manusia atau hewan ?
Jawab : Tidak. PESTONA adalah pengendali hama alami
non kimia yang aman bagi lingkungan, manusia dan hewan.
11. Tanya
: PESTONA mengandung senyawa Polifenol.
Apakag manfaat dari senyawa tersebut ?
Jawab : Kandungan senyawa Polifenol bermanfaat untuk melindungi tanaman dari serangan hama
dan penyakit.
12. Tanya
: Apa bahan baku PESTONA dan proses pembuatannya ?
Jawab : Bahan baku PESTONA berasal dari bahan-bahan
alami, senyawa tumbuh-tumbuhan yang akif digunakan untuk mengendalikan hama dan
penyakit, minyak atsiri, bumbu-bumbu alami/oerganik serta pelarut alami.
13. Tanya
: Bagaimana cara kerja PESTONA ?
Jawab : PESTONA dapat bekerja sebagai insektisida (pembunuh serangga), fungisisda (pembunuh jamur), nematisida (pembunuh nematoda), bakterisida (pembunuh bakteri), akarisida (pembunuh tungau), bahkan
sebagai antivirus.
PESTONA dapat bekerja secara kontak dan
sistemik, yaitu dapat meresap ke seluruh bagian tanaman. Dengan demikian,
bagian tanaman manpun yang diserang oleh hama, maka tanaman tersebut sudah
mempunyai ketahanan terhadap hama.
Secara lebih spesifik, cara kerja PESTONA dalam
mengendalikan hama (OPT), khususnya hama serangga yaitu mengganggu proses
fisiolofi/pertumbuhan serangga. Proses fisiologi yang dapat diganggu oleh kerja
PESTONA, yaitu proses penetasan telur (ovisidal)
dan proses metamorphosis, yaitu pergantian
kulit pada stadia larva (pergantian instar),
atau pada proses perubahan larva menjadi pupa sehingga pupa gagal terbentuk,
atau dapat juga pada waktu pergantian pupa menjadi serangga tidak dapat keluar
dari kepompong dan akhirnya mati. Namun ada pula pupa yang berhasil menjadi
serangga dewasa dan banyak pula ditemukan serangga dewasa yang cacat, seperti
sayapnya tidak tumbuh sempurna sehingga tidak mampu terbang. PESTONA
mempengaruhi regulasi neuroendokrin
pada juvenile hormone dan molting hormone (hormone penetasan).
PESTONA juga dapat bekerja sebagai chemosterilant,
yaitu mengakibatkan kemandulan pada organisme hama sasaran sehingga serangga
kawin tetapi tidak akan menghasilkan keturunan.
14. Tanya
: Bagaiman efektifitas cara kerja PESTONA dibandingkan dengan Pestisida Kimiawi
?
Jawab : Efektifitas kerja PESTONA tidak
secepat pestisida kimiawi, karena PESTONA adalah pengendali hama organic
sehingga sehingga membutuhkan waktu agak lama. Biasanya efektifitas kerjanya
akan terlihat dengan matinya hama yang terken PESTONA langsung antara 2-3 hari,
paling lama 4-7 hari setelah penyemprotan. Nanum perlu dicatat PESTONA memiliki
beberapa sifat kerja, antara lain bersifat sistemik, sehingga tidak perlu
khawatir tanaman akan aman dari serangan hama. Selain itu PESTONA berfungsi antifidan, mencegah serangga hama
memakan tanaman setelah tanaman disemprot (menghentikan napsu makan).
15. Tanya:
Apa fungSi dari kandungan yang ada pada PESTONA? .
Jawab: Fungsi PESTONA sebagai pengendali
hama organik memang tidak dapat langsung mematikan serangga yang disemprot,
namun secara umum berfungsi:
- Repelen, yakni penolak kehadiran
serangga, disebabkan baunya yang menyengat.
- Antifi, mencegah serangga memakan
tanaman yang telah disemprot
- Mencegah serangga meletakkan telur dan
menghentikan proses penetasan telur
- Racun saraf
- Mengacaukan sistem hormon di dalam
tubuh serangga
- Atraktan, sebagai pemikat kehadiran
serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Beberapa bahan aktifnya dapat berperan untuk
mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida), dan bakteri (baktetisida) perusak
tanaman.
Jawab: Cara penggunaan untuk tanaman
dapat disiramkan maupun disemprotkan. Dosis Penggunaannya 5-10 cc / liter air.
Penyemprotan/penyiraman dilakukan minimal 3 kali per musim, lebih baik
dilakukan sesering mungkin sesuai kebutuhan clan untuk mendapatkan basil yang
maksimal.
17. Tanya:
Apa kelebihan dan kekurangan PESTONA sebagai pengendali hama organik ?
Jawab: ⧫Kelebihan PESTONA:
-
Degradasi
(penguraian) cukup cepat, sehingga mengumgi resiko
pencemaran tanah dan air.
-
Memiliki
aksi yang tergolong cepat, bekerja cepat dalam menghentikan
nafsu makan OPT atau mencegah OPT merusak lebih banyak, walaupun jarang
menyebabkan kematian scgera pada serangga.
-
Toksisitas
(daya racun) rendah terhadap mamalia, sehingga aman bagi manusia dan hewan
peliharaan. Biasanya digunakan untuk mengendalikan
hama digudang penyimpanan biji-bijian dan bahan makanan.
-
Selektivitas
tinggi, memiliki spektrum pengendalian hama yang luas,
dapat mengendalikan berbagai OPT.
-
Cara kerja berbeda dengan pestisida
kimiawi, menyebabkan PESTONA dapat diandalkan mengatasi OPT yang tclah kebal
terhadap pestisida sintetis (kimiawi).
⧫Kelemahan PESTONA:
-
Residu yang cepat hilang dianggap kurang
efektif, karena terurai cepat, aplikasi PESTONA menuntut ketepatan waktu dan
mungkin harus dilakukan dengan lebih sering.
-
Pengaruh PESTONA setelah digunakan
terlihat antara 2-7 hari, saat ini petani masih menginginkan pestisida kimiawi
yang pengaruhnya segera terlihat dalam mematikan OPT.
18. Tanya:
Mengapa harus menggunakan Pengendali Hama Alami (PESTONA) pada tanaman yang
terserang hama bukan dengan cara kimiawi?
Jawab : Karena penggunaan pestisida
sintetis yang bersifat kimia di lingkungan pertanian menjadi masalah yang
sangat dilematis. Di satu pihak dengan penggunaan pestisida sintetis maka hasil
produksi yang diakibatkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat ditekan,
namun di lain pihak penggunaan yang kurang bijaksana sering menimbulkan dampak
negatif antara lain :
- Sering terjadinya kasus keracunan
- Polusi lingkungan (kontaminasi air
tanah, udara, dan dalam jangka panjang terjadi kontaminasi terhadap manusia dan
kehidupan lainnya)
- Matinya musuh alami dari OPT
- Terjadinya serangan hama sekunder
- Kematian organisme yang menguntungkan
- Perkembangan serangga hama menjadi resisten, resurgen, ataupun toleran terhadap pestisida kimiawi
0 komentar:
Posting Komentar